Perhatikan teks cerita sejarah berikut!
Perang selalu melahirkan pahlawan-pahlawan. Demikian halnya dengan perang yang melanda Aceh. Perang yang dikobarkan rakyat Aceh dalam memperjuangkan kemerdekaan melahirkan banyak pahlawan. Diantaranya, terdapat seorang wanita cantik yang gagah berani. Dia adalah Cut Nyak Dien.
Tidak ada catatan yang pasti tentang tahun kelahiran Srikandi Aceh ini. Namun, berdasarkan catatan yang ada, diperkirakan Cut Nyak Dien lahir pada tahun 1850 di Lumpadang, Aceh Besar.
Ayahnya bernama Nanta Setia yang menjadi Ulebalang VI Mukim. Nanta Setia ini adalah saudara dari Teuku Mahmud, ayah Teuku Umar. Dengan perkataan lain, Cut Nyak Dien adalah saudara sepupu dari Teuku Umar.
Kakek Cut Nyak Dien adalah juga kakek dari Teuku Umar, yaitu Nanta Cih. Nanta Cih ini berasal dari keturunan Minangkabau, yang merantau ke Aceh. Dan kemudian mendapat gelar kebangsaan Teuku dari Sultan Alaidin Syah.
Gelar itu diperoleh Nanta Cih karena membantu Sultan Alaidin Syah dalam menghadapi Panglima Polim dari Sagi XXII. Berkat bantuan itu, Sultan Alaidin Syah berhasil memenangkan peperangan tersebut.
Sejak kecil Cut Nyak Dien hidup dalam suasana keluarga yang cukup belajar. Maklum, ayahnya adalah penguasa daerah VI Mukim yang sangat makmur. Dan sejak masa kanak-kanak sudah kelihatan jelas, bahwa kelak Cut Nyak Dien akan tumbuh menjadi wanita cantik.
Dikutip dari: Deddy Armand, Cut Nyak Dien, Jakarta, Garuda Metropolitan Press, 1985