Perhatikan percakapan berikut!
Dahlan: Kamis malam Jumat. Jumat apa?
Rosana : Malam Jumat Kliwon, Pak! Bukankah hari kelahiran ibu juga jatuh pada hari Jumat Kliwon?
Dahlan : Ya, beutl! Ibumu waktu mau meninggal kurang satu minggu sudah ada tanda-tanda.....nasihat-nasihat berharga. Masa hidupnya banyak meninggalkan kesan teladan. Tetapi....juga ada kelemahannya.
Rosana : Kelamahan? Memang manusia tidak ada yang sempurna
Dahlan : Ya, jangan sampai menurun pada anak cucu. Ibumu dahulu sakit-sakitan karena banyak pikiran. Ikut-ikutan orang jual-beli perhiasan. Barangnya hilang, ibumu gigit jari menanggung hutang. Siapa lagi kalau bukan Bapak yang turun tangan?
Rosana : Bukankah pada diri Bapak juga ada kelemahannya?
Dahlan : Apa? Bapak rasa tidak ada! (Tongkat terjatuh, kemudian dipungut lagi)
Rosana : Maaf, Pak.. ibu bertambah sakit akibat Bapak dahulu sering mabuk judi, bukan? Ros masih ingat barang-barang rumah dilelang. Habis terjual!
Dahlan : Ya...., itu akibat perbuatan ibumu, tahu! (keras). Serakah dan mau menang sendiri. Mudah-mudahan pengalaman pahit, miskin, tidak terulang lagi!