Pagi hari buruh Kasan Ngali dikejutkan: papan-nama Bank Kredit tergeletak di tanah. Mereka mengerumuni, membiarkan papan nama ltu terbujur. Majikan harus diberi tahu. Mereka mulai menerka-nerka siapa yang gatal tangan itu. Mereka berbisik: “Paijo,” “Sst, Zaitun,” “Pak Mantri,” “Polisi.” Belum habis mereka menebak-nebak, orang-orang pasar di pekarangan itu pun ramai pula. Los-los pasar Kasan -Ngali roboh-roboh! Tldak ada badai, tidak ada topanl Pasti tangan orang yang ingin pendek umumya. Yang ingin cupet rezekinya, yang ingin dekat kuburnya. Latar yang tergambar dalam penggalan novel di atas adalah … . *