MATERI KELAS 6 - (Al Qur'an, 26 Januari 2021)
SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik Tahun Pelajaran 2020 - 2021
Sign in to Google to save your progress. Learn more
Kode Unik Siswa *
Nama Siswa *
Kelas *
GHORIBUL MUSYKILAT
A. PENGERTIAN

Gharibul Musykilat berasal dari kata  GHORIB dan MUSYKILAT .
Menurut bahasa Gharib berasal dari kata “garaba” yang artinya asing, bacaan yang asing
Dalam arti lain menurut bahasa ghorib artinya tersembunyi atau samar
Sedang menurut arti istilah Ghorib artinya bacaan asing yang tidak sebagaimana biasanya,
    Atau bacaan yang perlu penjelasan khusus karena pembahasannya yang samar.
Sedangkan menurut istilah, hukum bacaan gharib dikatakan merupakan bacaan yang tidak biasa di dalam Al-Qur’an karena samar, baik dari segi huruf, lafadz, maupun maknanya.

Secara bahasa Musykilat artinya bacaan yang dianggap sulit
Sedang menurut arti istilah Musykilat artinya bacaan yang antara tulisan dengan cara membacanya terdapat perbedaan.

Jadi Ghoribul Musykilat artinya bacaan asing atau samar yang antara tulisan dengan cara membacanya terdapat perbedaan.



B. MACAM-MACAM HUKUM BACAAN GHORIB DALAM AL QUR’AN
            Macam-macam bacaan gharib alquran ada 5 macam, yaitu:
1.        Imalah
2.        Isymam
3.        Saktah
4.        Tashiil
5.        Naql

C.  PENJELASAN MACAM-MACAM HUKUM BACAAN GHORIB
1. Imalah
Jenis bacaan gharib yang pertama adalah Imalah. Imalah artinya memiringkan atau condong. Sedangkan menurut istilah, Imalah artinya memiringkan bacaan fathah ke arah bacaan kasrah atau memiringkan bacaan alif ke arah ya.Bacaan Imalah ini hanya ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Hud ayat 41. Pada pertengahan ayat tersebut, terdapat lafadz “majroha” yang dibaca menjadi “majreha”.
Contoh bacaan Imalah
وَقَالَ ارْكَبُوْا فِيْهَا بِسْمِ اللهِ مَجْرٰيهَا وَمُرْسَاهَا

2. Isymam  
Jenis bacaan gharib yang kedua adalah Isymam. Cara membaca bacaan Isymam adalah dengan cara mencampurkan bacaan dammah dengan bacaan sukun disertai dengan gerakan mulut yang dimajukan seperti saat mengucapkan huruf “U”.
Bacaan Isymam ini ada satu dalam Al-Qur’an, yaitu pada surat Yusuf ayat 11. Di dalamnya terdapat lafadz “laa ta’manna”, namun karena lafadz aslinya adalah “laa ta’manuna” maka lafadz ‘nu’ tidak perlu dibaca tapi diisyaratkan dengan memajukan mulut.

Contoh bacaan Isymam  ( surat Yusuf ayat 11 )
 اشمام
قَالُوْا يَٓااَبَانَامَالَكَ لَاتَأْمَنَّــــــاعَلٰى يُوْسُفَ وَاِنَّا لَهٗ لَنَاصِحُوْنَ
   
   Pada lafadh تَأْمَنَّـا   cara membacanya adalah sebagai berikut :
  1. Nun tasydid diuraikan sehingga menjadi dua nun: yang satu mati (sukun) sedang yang lain  hidup      (fathah). Misalnya
      lafadh : لَاتَأْمَنْنَا
  2. Nun mati pertama sebagai tempat bacaan isymam, sehingga melafadkan nun itu  (لَاتَأْمَنْ)  , kedua bibir dimonyongkan ke
      depan sebagaimana melafadkan huruf nun (melalui asmaul huruf).
 3.  Menarik bibir yang monyong tersebut sambil mengucapkan nun kedua,
      sehingga lengkap menjadi : لَاتَأْمَنْنَا

3. Saktah
              Jenis bacaan gharib yang ketiga adalah Saktah. Saktah artinya diam atau tidak bergerak. Sedangkan menurut isltilah
              Saktah adalah berhenti sejenak sebelum membaca bacaan berikutnya. Namun, ketika berhenti tidak boleh mengambil
               napas selama 2 sampai 4 harakat.
               Contoh-contohnya terdapat 4 lafadz Saktah yang ada di dalam Al-Qur’an,
               • Contoh yang terdapat dalam surat Al-Kahfi ayat 2 :    عِوَاجًا سكتة قَيِّمًا
               • Contoh yang terdapat dalam surat Yasin ayat 52 :        مَرْقَادِنَا سكتة هٰذَا
               • Contoh yang terdapat dalam surat Al-Qiyamah ayat 27   :    مَنْ سكتة رَاقٍ
               • Contoh yang terdapat dalam surat Al-Muthaffifin ayat 14.:    بَلْ سكتة رَانَ


4.Tashil
Jenis bacaan gharib yang keempat adalah Tahsil. Tahsil artinya kemudahan atau keringanan.

Contoh bacaan Tahsil ini bisa dilihat pada surat Fusshilat ayat 44.
وَلَوْجَعَلْنَاهُ قُرْاٰنًا اَعْجَمِيًّا لَقَالُوْالَوْلاَفُصِّلَتْ اٰيٰتُهُ ءَاَعْجَمِيٌّ وَعَرَبِيٌّ
Letak Tashil pada lafadh ءَاَعْجَمِيٌّ , karena membaca pada dua hamzah itu sulit, maka hamzah yang satu dibaca tashil dengan hamzah yang kedua, sehingga kedua hamzah itu cukup dibaca satu saja dengan memanjangkannya (dibaca mad). Jadilah cara membacanya menjadi : اٰعْجَمِيٌّ
Menurut imam Hafash lafadh: ءَاَعْجَمِيّ  dapat dibaca dua versi. Pertama, dibaca sebagaimana di atas, sedangkan yang kedua boleh dibaca dengan alif yang kedua agak condong pada huruf ha’ walaupun tidak terlalu ditampakkan huruf ha’nya, yakni : ءَهْعْجَمِيٌّ

5. Naql
Jenis bacaan gharib yang kelima adalah Naql. Naql artinya memindah. Sedangkan menurut istilah Naql artinya memindahkan harakat ke huruf sebelumnya.
Dalam Al-Qur’an hanya ada satu bacaan Naql, yaitu pada surat Al-Hujurat ayat 11. Pada pertengahan ayat, terdapat dua hamzah yang tidak dibaca (washal), yaitu hamzah al-ta’rif dan hamzah ismu yang mengapit lam. Kedua hamzah washal tersebut tidak dibaca ketika disambungkan dengan lafadz sebelumnya. Sehingga bacaannya bukan “bi’sal ismu” tetapi menjadi “bi’salismu”.
Contoh bacaan Naql
1. Dalam QS. Al-Hujarat ayat 11 tertulis:

بِئْسَ اْلاِسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ اْلاِيْمَانِ

Lafadh بِئْسَ اْلاِسْمُ   selanjutnya dibaca naql dengan بِئْسَ لِسْمُ   yakni memindahkan harakat alif (kasrah) pada huruf lam yang mati.
2. Dapat pula berlaku di akhir lafadh dengan syarat lafadh itu harus diwakafkan (berhenti), sebab jika diwashalkan maka tidak dapat dibaca naql.

Next
Clear form
Never submit passwords through Google Forms.
This content is neither created nor endorsed by Google. Report Abuse - Terms of Service - Privacy Policy