Sejak awal berdiri, Muhammadiyah memangmenjadikan pendidikan sebagai jalur perjuangan bangsa. Dalam pandangan KH Ahmad Dahlan, dengan kecerdasan dan kemajuan dalam berpikir, setiap pribadi akan lebih mampu untuk melakukan perjuangan. Selain pendidikan.

Dua kegiatan lainnya adalah bidang kesehatan dengan mendirikan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO), yang dalam perkembangannya menjadi Pembina Kesejahteraan Umat. PKU telah berkembang dan menurut catatan, kini ada 457 sarana kesehatan yang dikelola Muhammadiyah dari Rumah Sakit, Klinik, BKIA dan sebagainya.

Ketiga, Muhammadiyah pada awal berdirinya bergerak dalam bidang sosial. Lewat Teologi Al Maun, KH. Ahmad Dahlan, mengajarkan kepada muridnya untuk praktik member makan kaum miskin dan dhuafa di sekitar kauman. Mereka diberi makan, pakaian dan tempat untuk tinggal.

Dari sekian kiprah itu, yang paling cepat berkembang adalah bidang pendidikan. Sebab sejak awal, KH. Ahmad Dahlan menerapkan metode tabligh, yakni Kiai yang mendatangi umat di berbagai daerah. Padahal pada masa itu, umumnya, para santri yang harus mendatangi Kiai. Dengan metode tabligh ini Muhammadiyah cepat dikenal di berbagai daerah. Namun karena izin yang dikeluarkan pemerintah Hindia Belanda, hanya untuk wilayah Yogyakarta, maka pengajian di berbagai daerah itu diberi nama berbeda-beda.