Teknik Lari Jarak Pendek
• Saat berlari, condongkan tubuh sedikit ke arah depan, kedua lengan sedikit fleksi 90 derajat, dan lengan diayunkan searah
dengan gerakan lari.
• Otot-otot bagian depan dan kedua lengan harus dijaga agara tetap berada dalam keadaan rileks.
• Tungkai bawah ditolakkan dengan kuat hingga lurus dan usahakan paha depan diangkat hingga sejajar dengan tanah.
• Selama berlari, posisi pinggang harus tetap dalam ketinggian yang sama.
• Saat mencapai garis finish, badan dicondongkan serentak ke depan untuk mengantarkan bagian dada menyentuh pita.
1. Teknik Start
a. Start Pendek (Bunch Start)
Untuk melakukan start pendek, kaki kiri diletakkan di depan dan lutut kanan di sebelah kaki kiri dengan jarak sekitar satu
kepalan tangan. Kedua tangan diletakkan di belakang garis start dengan empat jari dirapatkan dan ibu jari terpisah.
b. Start Menengah (Medium Start)
Pada start menengah, kaki kiri diletakkan di depan, lutut kaki kanan di sebelah kanan tumit kaki kiri dengan jarak satu kepalan
tangan. Posisi kedua tangan sama seperti start pendek, yaitu diletakkan di belakang garis start dengan empat jari dirapatkan
dan ibu jari terpisah.
c. Start Panjang (Long Start)
Persis seperti dua start lainnya, pada start panjang, kaki kiri diletakkan di depan, tetapi lutut kaki kanan diletakkan di belakang
kaki kiri dengan jarak satu kepalan tangan. Adapun posisi kedua tangan tidak berbeda, yaitu diletakkan di belakang garis start
dengan empat jari dirapatkan dan ibu jari terpisah.
Setelah menentukan posisi start, seorang pelari juga harus mengambil posisi atau melakukan gerakan sesuai aba-aba dari
starter sebagai berikut.
• Aba-Aba “Bersedia!”
Saat starter sudah memberikan aba-aba ini, pelari harus menempatkan kedua kakinya menyentuh balok depan dan belakang,
meletakkan lutut kaki belakang di tanah dengan jarak selebar bahu. Jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik, kepala sejajar
punggung, dan mata menatap lurus ke bawah.
• Aba-Aba “Siap!”
Pada aba-aba “siap”, posisi badan pelari adalah lutut ditekan ke belakang, kaki depan membentuk sudut siku-siku, dan kaki
belakang membentuk sudut 120–140 derajat. Pinggang diangkat sehingga posisinya sedikit lebih tinggi dari bahu, tubuh
condong ke depan, dan bahu agak lebih maju dari kedua tangan.
• Aba-Aba “Ya!”
Sesaat selepas starter meneriakkan aba-aba ini, pelari segera meluruskan dan mengangkat badan tepat ketika kedua kaki
menolak atau menekan balok start dengan kuat. Kedua tangan diangkat dari tanah secara bersamaan, lalu diayunkan secara
bergantian.
Kaki belakang mendorong lebih kuat, lakukan dorongan kaki depan sedikit demi sedikit, tetapi kemudian, kaki belakang
diayunkan ke depan dengan cepat. Pada saat akhir dorongan, badan dicondongkan ke depan, lutut dan pinggang diluruskan
secara penuh.
2. Gerakan Berlari
a. Fase Topang
Fase ini bertujuan untuk meminimalkan hambatan ketika kaki menyentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Fase ini terdiri dari topang depan dan topang dorong dan dilakukan dengan cara:
• ketika mendarat di tanah, gunakan telapak kaki;
• pada kaki topang, lutut bengkok seminimal mungkin pada saat amortasi;
• kaki ayun dipercepat dan pinggang, sendi lutut, serta mta kaki dari kaki topang harus diluruskan kuat-kuat saat akan bertolak; dan
• paha kaki ayun naik dengan cepat sampai posisi horizontal.
b. Fase Layang
Tujuan fase layang adalah untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan mempersiapkan penempatan kaki yang efektif ketika menyentuh tanah. Fase layang dilakukan dengan cara:
• lutut kaki ayun digerakkan ke depan dan ke atas;
• lutut kaki topang bengkok dalam fase pemulihan, ayunan lengan aktif, tetapi rileks; dan
• kaki topang bergerak ke belakang.
3. Gerakan Finish
Seorang pelari dianggap sudah menyelesaikan perlombaan jika sudah mencapai garis finish, yaitu ketika bagian-bagian tubuhnya sudah berada dalam bidang vertikal dari sisi terdekat garis finish sesuai aturan dan garis yang sudah ditentukan. Yang dimaksud bagian tubuh adalah kepala, leher, lengan, dan kaki.
Berikut ini teknik saat Anda sudah mendekati garis finish dan setelah melewati garis finish.
a. Mendekati Garis Finish
• Ketika garis finish sudah mulai terlihat jelas, percepat gerakan lari sambil tetap fokus.
• Pusatkan pikiran Anda hanya untuk mencapai garis finish, fokuskan pandangan ke depan, dan jangan pernah menengok ke kiri dan kanan.
• Jangan sekali-kali melompat karena hal itu akan memperlambat kecepatan berlari Anda.
• Saat garis finish tinggal 10 meter lagi, jaga gerakan agar tetap stabil.
b. Melewati Garis Finish
Menurut Muhtar (2011:14), terdapat tiga gerakan yang perlu dilakukan seorang pelari pada saat melewati garis finish. Berikut ini ketiga gerakan yang dimaksud dan cara melakukannya.
• Menjatuhkan Dada ke Depan
Caranya adalah dengan terus berlari dan ketika sudah mendekati garis finish, dada dicondongkan ke depan, sedangkan kedua tangan diayunkan ke bawah belakang atau biasa disebut “the lunge”.
• Menjatuhkan Salah Satu Bahu ke Depan
Teknik ini dilakukan dengan cara memutar dada dengan ayunan tangan ke arah depan atas sehingga sebelah bahu maju ke depan atau disebut juga “the shruge”.
• Berlari Secepat Mungkin
Untuk teknik ketiga ini, tidak ada gerakan khusus yang perlu dilakukan menjelang garis finish. Yang perlu Anda lakukan adalah berusaha berlari secepat mungkin melebihi lawan.
Dari ke-3 teknik tersebut, teknik yang paling sering dilakukan para atlet lari jarak pendek adalah mencondongkan dada ke depan, terutama jika ada beberapa pelari yang melewati garis finish secara bersamaan. Pelari yang anggota tubuhnya lebih dahulu menyentuh pita dinobatkan sebagai pemenang.