Materi Kelas 4 PJOK (26/08/2020)
SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik Tahun Pelajaran 2020 - 2021
Sign in to Google to save your progress. Learn more
Nama Siswa
Kelas *
Teknik Dasar Lari
Lari tidak sekadar mengangkat kaki dan melayang di udara. Perlu tahu teknik yang tepat agar lari menjadi optimal.
        Olahraga lari masih populer saat ini. Kita semua tahu bahwa lari sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung. Secara intensitas, lari termasuk ke dalam olahraga dengan intensitas sedang hingga berat (tergantung dari jarak tempuh dan kecepatannya). Untuk mereka yang sudah terlatih dengan baik dan tidak memiliki cedera dianjurkan untuk berlari dengan jarak dan kecepatan yang bervariasi, agar bisa meningkatkan kebugaran serta kinerja fungsional tubuh secara keseluruhan. Berlari dengan koordinasi gerak yang baik akan dapat menghemat banyak tenaga dan juga terhindar dari cedera.
      Namun, masih banyak yang belum tahu cara berlari yang benar. Agar bisa berlari dengan benar, anak anak perlu mengetahui postur dan teknik yang baik.
         Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1. Badan rileks, tidak kaku, dan sedikit condong ke depan.
2. Pandangan horizontal atau lurus ke depan.
3. Ayunkan lengan dengan rileks dan kontinyu (lengan ditekuk 90 derajat dan mengayun rileks di samping tubuh).
4. Atur irama dan panjang langkah agar tepat dan teratur (tidak terlalu pendek dan tidak memanjangkan langkah).
5. Saat mendarat, mendaratlah dengan bola kaki atau telapak bagian tengah agak ke depan.
6. Hindari menekan langkah yang terlalu keras ke tanah (vertikal). Sebaliknya, melangkah seolah-olah mendorong ke depan (propulsive).
Teknik yang baik pada saat berlari tidak bisa terbentuk dengan sendirinya. Perlu latihan khusus dan kontinyu untuk pembentukan postur tubuh agar menjadi lebih baik sehingga secara otomatis bisa berlari dengan teknik yang benar. Otot pinggang dan perut yang kuat adalah modal utama agar tubuh dapat berdiri tegak atau tidak bungkuk. Selain itu juga dibutuhkan penguatan untuk tungkai dan lengan agar tubuh menjadi proporsional.

            Di bawah ini beberapa latihan yang bisa di lakukan untuk menguatkan otot pinggang dan perut.  
Target: menguatkan otot lengan.
Berdiri menghadap dinding, kira-kira berjarak dua kaki. Kedua tangan menempel di dinding, dibuka selebar bahu. Dari posisi tersebut, lakukan pushup ke arah dinding. Tahan sebentar, lalu kembali ke posisi awal.

Pushup on the Wall
High Knees
High Knees
Target: mengencangkan otot paha dan melatih refleks postur yang baik sat berlari.
Berdiri menghadap dinding, kira-kira berjarak dua kaki. Kedua tangan menempel di dinding, dibuka selebar bahu. Dari posisi tersebut, condongkan tubuh sedikit ke arah dinding, lalu angkat paha kanan sekitar 90 derajat, turunkan, lalu ganti dengan paha kiri. Itu satu repetisi. Lakukan perlahan dulu, baru tingkatkan kecepatan, sampai seolah-olah Anda berlari

Back-up
Back-up
Target: agar otot pinggang terbentuk sempurna (tidak tinggi sebelah).
Tidur telungkup di lantai. Luruskan tangan ke depan dan kaki ke belakang. Genggam sebuah obyek, misalnya swiss ball atau botol minum (sebaiknya melakukan gerakan dengan menggenggam obyek agar gerakan bisa dilakukan dengan seimbang). Angkat tubuh bagian atas dari lantai setinggi semampu Anda. Tahan 2-3 detik, kemudian kembali ke posisi semula.

Arm Swing
Arm Swing
Target: memperbaiki teknik ayunan tangan.
Berdiri, langkahkan kaki kanan ke depan (seperti posisi lunge). Tekuk kedua siku 90 derajat, lalu arahkan lengan kiri ke depan dan lengan kanan ke belakang. Dari posisi ini, tanpa mengubah posisi kaki, ayunkan lengan dengan rileks bergantian ke depan dan belakang, seperti ayunan lengan saat berlari.

Teknik Lari Jarak Pendek
Saat berlari, condongkan tubuh sedikit ke arah depan, kedua lengan sedikit fleksi 90 derajat, dan lengan diayunkan searah
       dengan gerakan lari.
Otot-otot bagian depan dan kedua lengan harus dijaga agara tetap berada dalam keadaan rileks.
Tungkai bawah ditolakkan dengan kuat hingga lurus dan usahakan paha depan diangkat hingga sejajar dengan tanah.
Selama berlari, posisi pinggang harus tetap dalam ketinggian yang sama.
Saat mencapai garis finish, badan dicondongkan serentak ke depan untuk mengantarkan bagian dada menyentuh pita.
1. Teknik Start
a. Start Pendek (Bunch Start)
     Untuk melakukan start pendek, kaki kiri diletakkan di depan dan lutut kanan di sebelah kaki kiri dengan jarak sekitar satu
     kepalan tangan. Kedua tangan diletakkan di belakang garis start dengan empat jari dirapatkan dan ibu jari terpisah.
b. Start Menengah (Medium Start)
    Pada start menengah, kaki kiri diletakkan di depan, lutut kaki kanan di sebelah kanan tumit kaki kiri dengan jarak satu kepalan
    tangan. Posisi kedua tangan sama seperti start pendek, yaitu diletakkan di belakang garis start dengan empat jari dirapatkan
    dan ibu jari terpisah.
c. Start Panjang (Long Start)
    Persis seperti dua start lainnya, pada start panjang, kaki kiri diletakkan di depan, tetapi lutut kaki kanan diletakkan di belakang
    kaki kiri dengan jarak satu kepalan tangan. Adapun posisi kedua tangan tidak berbeda, yaitu diletakkan di belakang garis start
    dengan empat jari dirapatkan dan ibu jari terpisah.
    Setelah menentukan posisi start, seorang pelari juga harus mengambil posisi atau melakukan gerakan sesuai aba-aba dari
    starter sebagai berikut.
• Aba-Aba “Bersedia!”
  Saat starter sudah memberikan aba-aba ini, pelari harus menempatkan kedua kakinya menyentuh balok depan dan belakang,
  meletakkan lutut kaki belakang di tanah dengan jarak selebar bahu. Jari-jari tangan membentuk huruf V terbalik, kepala sejajar
  punggung, dan mata menatap lurus ke bawah.
• Aba-Aba “Siap!”
  Pada aba-aba “siap”, posisi badan pelari adalah lutut ditekan ke belakang, kaki depan membentuk sudut siku-siku, dan kaki
  belakang membentuk sudut 120–140 derajat. Pinggang diangkat sehingga posisinya sedikit lebih tinggi dari bahu, tubuh
  condong ke depan, dan bahu agak lebih maju dari kedua tangan.
• Aba-Aba “Ya!”
  Sesaat selepas starter meneriakkan aba-aba ini, pelari segera meluruskan dan mengangkat badan tepat ketika kedua kaki
  menolak atau menekan balok start dengan kuat. Kedua tangan diangkat dari tanah secara bersamaan, lalu diayunkan secara
  bergantian.
  Kaki belakang mendorong lebih kuat, lakukan dorongan kaki depan sedikit demi sedikit, tetapi kemudian, kaki belakang
  diayunkan ke depan dengan cepat. Pada saat akhir dorongan, badan dicondongkan ke depan, lutut dan pinggang diluruskan
  secara penuh.
2. Gerakan Berlari
a. Fase Topang
Fase ini bertujuan untuk meminimalkan hambatan ketika kaki menyentuh tanah dan memaksimalkan dorongan ke depan. Fase ini terdiri dari topang depan dan topang dorong dan dilakukan dengan cara:
ketika mendarat di tanah, gunakan telapak kaki;
pada kaki topang, lutut bengkok seminimal mungkin pada saat amortasi;
kaki ayun dipercepat dan pinggang, sendi lutut, serta mta kaki dari kaki topang harus diluruskan kuat-kuat saat akan bertolak; dan
paha kaki ayun naik dengan cepat sampai posisi horizontal.
b. Fase Layang
Tujuan fase layang adalah untuk memaksimalkan dorongan ke depan dan mempersiapkan penempatan kaki yang efektif ketika menyentuh tanah. Fase layang dilakukan dengan cara:
lutut kaki ayun digerakkan ke depan dan ke atas;
lutut kaki topang bengkok dalam fase pemulihan, ayunan lengan aktif, tetapi rileks; dan
kaki topang bergerak ke belakang.
3. Gerakan Finish
Seorang pelari dianggap sudah menyelesaikan perlombaan jika sudah mencapai garis finish, yaitu ketika bagian-bagian tubuhnya sudah berada dalam bidang vertikal dari sisi terdekat garis finish sesuai aturan dan garis yang sudah ditentukan. Yang dimaksud bagian tubuh adalah kepala, leher, lengan, dan kaki.
Berikut ini teknik saat Anda sudah mendekati garis finish dan setelah melewati garis finish.
a. Mendekati Garis Finish
Ketika garis finish sudah mulai terlihat jelas, percepat gerakan lari sambil tetap fokus.
Pusatkan pikiran Anda hanya untuk mencapai garis finish, fokuskan pandangan ke depan, dan jangan pernah menengok ke kiri dan kanan.
Jangan sekali-kali melompat karena hal itu akan memperlambat kecepatan berlari Anda.
Saat garis finish tinggal 10 meter lagi, jaga gerakan agar tetap stabil.
b. Melewati Garis Finish
Menurut Muhtar (2011:14), terdapat tiga gerakan yang perlu dilakukan seorang pelari pada saat melewati garis finish. Berikut ini ketiga gerakan yang dimaksud dan cara melakukannya.
Menjatuhkan Dada ke Depan
Caranya adalah dengan terus berlari dan ketika sudah mendekati garis finish, dada dicondongkan ke depan, sedangkan kedua tangan diayunkan ke bawah belakang atau biasa disebut “the lunge”.
Menjatuhkan Salah Satu Bahu ke Depan
Teknik ini dilakukan dengan cara memutar dada dengan ayunan tangan ke arah depan atas sehingga sebelah bahu maju ke depan atau disebut juga “the shruge”.
Berlari Secepat Mungkin
Untuk teknik ketiga ini, tidak ada gerakan khusus yang perlu dilakukan menjelang garis finish. Yang perlu Anda lakukan adalah berusaha berlari secepat mungkin melebihi lawan.
Dari ke-3 teknik tersebut, teknik yang paling sering dilakukan para atlet lari jarak pendek adalah mencondongkan dada ke depan, terutama jika ada beberapa pelari yang melewati garis finish secara bersamaan. Pelari yang anggota tubuhnya lebih dahulu menyentuh pita dinobatkan sebagai pemenang.

Next
Clear form
Never submit passwords through Google Forms.
This content is neither created nor endorsed by Google. Report Abuse - Terms of Service - Privacy Policy