EVALUASI TEKS CERITA RAKYAT (HIKAYAT)
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
Sign in to Google to save your progress. Learn more
Nama Lengkap *
Kelas *
No Absen *
1. Bacalah penggalan hikayat "Gunung Pinang" berikut dengan saksama!                                                      Kekayaan ternyata telah mengubah perangai Dampu Awang. Sekarang dia tidak mau mengakui ibunya yang sudah renta. Bahkan ketika istrinya menanyakan kebenaran apakah itu ibunya atau bukan, Dampu tetap tidak mau mengakuinya. Di hadapan semua pendukuk, Dampu mengatakan bahwa wanita tua renta dan miskin itu bukan ibunya. Dampu juga mengatakan bahwa sebenarnya ibunya telah meninggal. Karena malu bertemu ibunya yang sudah renta, akhirnya Dampu membatalkan rencananya untuk bertemu dengan Sultan Banten. Hari itu juga Dampu memerintahkan anak buahnya untuk meneruskan perjalanan.                                                                                      Isi cerita yang diungkapkan dalam penggalan hikayat "Gunung Pinang" tersebut adalah ....                                                                 *
10 points
2. Bacalah penggalan hikayat "Malim Deman" berikut dengan saksama!                                                             Selang berapa lama, Malim Deman juga ditabalkan menjadi raja. Sejak kematian ayahanda, Malim Daman pun lalai memerintah negeri. Setiap hari ia hanya asyik menyambung ayam saja. Dalam keadaan yang demikian, Puteri Bungsu pun melahirkan seorang anak yang diberi nama Malim Dewana. Malim Dewana besarlah, tapi Malim Demam tidak mau kembali ke istana melihat puteranya. Puteri Bungsu sangat masygul hatinya. Kebetulan pula ia menemukan kembali baju layangnya. Maka ia pun terbang kembali ke kahyangan dengan anaknya Malim Dewana.                                       Isi dari kutipan teks hikayat "Malim Deman" tersebut adalah …
10 points
Clear selection
3. Bacalah penggalan hikayat “Indera Bangsawan” berikut dengan saksama!                                                                                                                                                                                                                                   "Maka anakanda yang mulia baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya."            Kata arkais “dititah” pada penggalan hikayat di atas memiliki makna...                                                                                                                                                   *
10 points
4. Nilai yang terkandung dalam penggalan hikayat di atas adalah...
10 points
Clear selection
5. Bacalah hikayat berikut dengan saksama untuk menjawab no 5-6 !                                                          "Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada tahu akan bapak Hamba, karena diam dalam hutan rimba belantara. Adapun sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar khabar anak raja sembilan orang hendak datang membunuh buraksa dan merebut tuan hamba dari padanya itu, itulah maka hamba datang kemari hendak melihat tamasya anak raja itu. Mengasihani hamba dan pada bicara akal hamba akan anak raja-raja yang sembilan itu tiadalah dapat membunuh buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat membunuh akan buraksa itu."                                                                                Amanat yang tersirat dalam kutipan sastra klasik tersebut adalah …
10 points
Clear selection
6. Nilai moral yang terdapat dalam kutipan sastra Melayu klasik tersebut adalah ....
10 points
Clear selection
7. Bacalah kutipan teks hikayat “Putri Kuning” berikut dengan saksama untuk menjawab soal no 7-8!                        Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua putrinya. “Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?”Tanya raja. “Aku ingin perhiasan yang mahal,” kata puteri Jambon. “Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau,”kata puteri jingga. Sembilan anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. “Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat,”katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. “Anakku, sunguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu,”kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.               Tokoh utama kutipan hikayat tersebut adalah ….
10 points
Clear selection
8. Nilai didik dari kutipan hikayat yang berjudul “Puteri Kuning” adalah ….
10 points
Clear selection
9. Bacalah penggalan hikayat berikut dengan saksama! Pengganti Hang Tuah di keraton adalah Hang Jebat. Sesungguhnya, ia menaruh dendam atas keputusan raja yang dijatuhkan kepada sahabatnya, Hang Tuah. Karena setia kepada sahabatnya, ia mengamuk di keraton. Putri-putri dan dayang-dayang diperlakukan kurang sopan sehingga banyak jugalah orang yang mati karena kerisnya, yang diberikan Hang Tuah kepadanya. Tiada seorang pun yang berani mendinginkan sehingga raja sendiri pun terlibat pula dalam kesulitan dan ketakutan.                                      Dari kutipan cerita di atas kita dapat mengetahui bahwa Hang  Jebat berwatak ….
10 points
Clear selection
10. Bacalah penggalan hikayat berikut saksama! Janganlah adinda bertanya jua” jawab baginda dengan sedihnya. ”Pertanyaan itu hanya menambah luka Tuanku jua semata.””Ampun, Tuanku, orang yang arif tiada pernah putus asa sekali pun bagaimana juga cobaan yang datang ke atas dirinya. Tiada pula ia bersedih hati karena kesedihan tiada buahnya selain daripada menguruskan badan saja yang sudah ditakdirkan tiada juga akan tertolak olehnya.”       (Hikayat Kalilah dan Dimnah)                                          Nilai moral yang tertuang dalam penggalan cerita di atas tampak pada perbuatan ....
10 points
Clear selection
Bacalah teks hikayat "Bunga Kemuning" dengan saksama untuk nomor 11-15!                                 11. Tentukan tema dari Hikayat yang berjudul “ Hikayat Bunga Kemuning”!Dahulu kala, ada seorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yang cantik-cantik. Sang raja dikenal sebagai raja yang bijaksana. Tetapi ia terlalu sibuk dengan kepemimpinannya, karena itu ia tidak mampu untuk mendidik anak-anaknya. Istri sang raja sudah meninggal dunia ketika melahirkan anaknya yang bungsu, sehingga anak sang raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteri Raja menjadi manja dan nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan juga tak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadi diantara mereka. Kesepuluh puteri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon. Adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu, Puteri Oranye, Puteri Merah Merona, Puteri Kuning dan 2 puteri lainnya. Baju yang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, sang raja yang sudah tua dapat mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampir sama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal. Sebaliknya ia selalu riang dan dan tersenyum ramah kepada siapapun. Ia lebih suka bebergian dengan inang pengasuh daripada dengan kakak-kakaknya. Pada suatu hari, raja hendak pergi jauh. Ia mengumpulkan semua puteri-puterinya. "Aku hendak pergi jauh dan lama. Oleh-oleh apakah yang kalian inginkan?" tanya raja. "Aku ingin perhiasan yang mahal," kata Puteri Jambon. "Aku mau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 9 anak raja meminta hadiah yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya dengan Puteri Kuning. Ia berpikir sejenak, lalu memegang lengan ayahnya. "Ayah, aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknya tertawa dan mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu saja aku akan kembali dengan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," kata sang raja. Tak lama kemudian, raja pun pergi.Selama sang raja pergi, para puteri semakin nakal dan malas. Mereka sering membentak inang pengasuh dan menyuruh pelayan agar menuruti mereka. Karena sibuk menuruti permintaan para puteri yang rewel itu, pelayan tak sempat membersihkan taman istana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempat kesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning mengambil sapu dan mulai membersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liar dicabutnya, dan dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inang pengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning tetap berkeras mengerjakannya.Kakak-kakak Puteri Kuning yang melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihat tamaknya kita punya pelayan baru,"kata seorang diantaranya. "Hai pelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seorang yang lain sambil melemparkan sampah. Taman istana yang sudah rapi, kembali acak-acakan. Puteri Kuning diam saja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulang sampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati ia bisa merasakan penderitaan para pelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya. "Kalian ini sungguh keterlaluan. Mestinya ayah tak perlu membawakan apa-apa untuk kalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning dengan marah. "Sudah ah, aku bosan. Kita mandi di danau saja!" ajak Puteri Nila. Mereka meninggalkan Puteri Kuning seorang diri. Begitulah yang terjadi setiap hari, sampai ayah mereka pulang. Ketika sang raja tiba di istana, kesembilan puteri nya masih bermain di danau, sementara Puteri Kuning sedang merangkai bunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat sedih. "Anakku yang rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selain kalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" kata sang raja. Raja memang sudah mencari-cari kalung batu kuning di berbagai negeri, namun benda itu tak pernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun cantik! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning," kata Puteri Kuning dengan lemah lembut. "Yang penting, ayah sudah kembali. Akan kubuatkan teh hangat untuk ayah," ucapnya lagi. Ketika Puteri Kuning sedang membuat teh, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya. Tak ada yang ingat pada Puteri Kuning, apalagi menanyakan hadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalung barunya. "Wahai adikku, bagus benar kalungmu! Seharusnya kalung itu menjadi milikku, karena aku adalah Puteri Hijau!" katanya dengan perasaan iri. Ayah memberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya, Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya dan menghasut mereka. "Kalung itu milikku, namun ia mengambilnya dari saku ayah. Kita harus mengajarnya berbuat baik!" kata Puteri Hijau. Mereka lalu sepakat untuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning muncul. Kakak-kakaknya menangkapnya dan memukul kepalanya. Tak disangka, pukulan tersebut menyebabkan Puteri Kuning meninggal. "Astaga! Kita harus menguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung Puteri Kuning, lalu menguburnya di taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalung batu hijau, karena ia tak menginginkannya lagi. Sewaktu raja mencari Puteri Kuning, tak ada yang tahu kemana puteri itu pergi. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai para pengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja tak ada yang bisa menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil mencarinya. Raja sangat sedih. "Aku ini ayah yang buruk," katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh untuk belajar dan mengasah budi pekerti!" Maka ia pun mengirimkan puteri-puterinya untuk bersekolah di negeri yang jauh. Raja sendiri sering termenung-menung di taman istana, sedih memikirkan Puteri Kuning yang hilang tak berbekas. Suatu hari, tumbuhlah sebuah tanaman di atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heran melihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnya bulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangat wangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama ia Kemuning.!" kata raja dengan senang. Sejak itulah bunga kemuning mendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untuk mengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk membuat kotak-kotak yang indah, sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah mati pun, Puteri Kuning masih memberikan kebaikan.             ( http://dongeng.org/hikayat-bunga-kemuning )           11. Tentukan tema dari Hikayat yang berjudul “ Hikayat Bunga Kemuning”! *
12. Analisislah karakteristik “Hikayat Bunga Kemuning”! *
13. Analisislah karakter tokoh-tokoh dalam hikayat tersebut disertai bukti pendukungnya! *
14. Analisislah nilai moral dan nilai pendidikan yang terdapat pada teks “Hikayat Bunga Kemuning”! *
15. Analisislah isi yang terkandung dalam teks “Hikayat Bunga Kemuning”! *
Submit
Clear form
Never submit passwords through Google Forms.
This content is neither created nor endorsed by Google. Report Abuse - Terms of Service - Privacy Policy